Somewhere I Belong

Berapapun usia kamu, setinggi apapun jabatan yang telah kamu raih, manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang tidak pernah puas. Mungkin hal itu yang disadari oleh Sang Pencipta sehingga diwajibkan manusia belajar bersyukur. Belajar mensyukuri semua hal yang kamu capai hari ini.

Tentu saja, guna mensyukuri hal tersebut, kamu harus menemukan gairah kehidupan bagi dirimu, gairah yang membuatmu memiliki impian, cita-cita, dan semangat untuk menjalani setiap hari berat dan penuh ketidakpastian dengan senyuman.

Dengan mengerjakan gairahmu, waktu berjalan lebih cepat, hari terasa lebih menyenangkan, dan kehidupan terasa cukup. Bersyukur. 

Lalu, apa yang membuatmu tidak lagi bergairah. Ketika gairah itu direnggut paksa darimu, ketika hingga kini kau tak kunjung menemukan gairahmu. Ah, alangkah malasnya hidup seperti itu. 

Untungnya, Sang Pencipta juga Maha Baik, Maha Adil, dan Maha Bijaksana. Ketika gairahmu terkait pekerjaan sedang direnggut oleh si bos, atau bahkan manajemen hingga membuatmu begitu tidak bahagia, masih ada pasangan menanti di rumah dengan penuh cinta. Sebaliknya, ketika suasana panas di rumah, orangtua terlalu mencampuri kehidupanmu, ada pekerjaan sebagai obat penawar racun.

Pastinya, sebagai manusia, kamu harus terus mengejar gairahmu. Ketika di renggut oleh bos, ya cari bos baru, pindah bagian, atau lebih ekstrim pindah kantor. Jika di rumah masalahmu terus menumpuk, selesaikan, atau lari sekalian. Semua demi kebahagiaan kamu.

Kenapa kamu sebagai pribadi harus bahagia??
Jawabahnya sederhana. Ketika kamu bahagia, aura positif dirimu akan membawa kebahagiaan bagi orang lain, bahkan orang yang sedang kesal padamu. Ketika kamu bahagia, kamu akan lebih murah senyum, terlihat lebih muda, dan membawa orang disekitarmu lebih muda.

Gak percaya. Coba saja ketika hari kamu sedang buruk, bete, rasanya semua orang juga sama ngebeteinnya. Padahal, itu kamu yang lagi jutek, kamu yang sedang shutdown

Pertanyaannya, Bagaimana menemukan tempatmu? terus mencari kali ya, hingga kamu menemukannya