JAKARTA : PT Nusantara Infrastructure Tbk sedang melakukan negosiasi pembiayaan senilai Rp300 miliar dengan salah satu bank swasta campuran untuk membiayai proyek pelebaran tol Bumi Serpong Damai (BSD) di 2008.
Sumber Bisnis mengatakan BSD akan mengalami pelebaran jalan tahun ini untuk menyesuaikan kondisi jalan dengan trafik kendaraan yang terus mengalami kenaikan selama dua tahun terakhir.
Nusantara juga berencana melakukan akuisisi sebuah perusahaan semen dengan total nilai investasi Rp1,8 triliun yang akan dibayarkan secara bertahap dan prosesnya saat ini sudah berjalan.
“Sumber dananya sendiri terpisah dengan rencana pembiayaan oleh bank lokal untuk proyek infrastruktur. Sudah ada beberapa lembaga asing yang siap mendanai rencana akuisisi ini,”ujarnya, kemarin.
Menurut dia, sudah ada sebuah perusahaan pembiayaan dari Timur Tengah yang siap mengeluarkan dana sebesar US$400 juta asal proyeknya ada.
Dirut Nusantara Infrastructure M. Ramdani membenarkan rencana pembiayaan Rp300 miliar dari bank lokal campuran tahun ini, namun beliau enggan membenarkan dana tersevut digunakan untuk proyek BSD.
“Pastinya sih untuk proyek penunjang infrastruktur yang sudah ada dan berjalan selama ini,” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.
Pinjaman sebesar Rp300 miliar secara otomatis menghapuskan rencana penerbitan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp150 miliar yang semula akan dikeluarkan kuartal akhir 2007.
Ramdani mengatakan rencana penerbitan MTN dibatalkan melihat kondisi pasar yang serba tidak pasti saat ini sehingga investor masih cenderung mengambil sikap menunggu.
Pada tahun 2007, lanjut dia, total hutang proyek infrastruktur dari pinjaman bank sebesar Rp400 miliar dengan komposisi Rp350 miliar untuk Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) di Makasar dan sisanya sebesar Rp50 miliar untuk pembangunan Bosowa Marga Nusantara (BMN).
Menurut Ramdani, masih ada dua proyek pembangunan tol yang sedang dijajaki untuk tahun ini yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Masih tahun ini, pohaknya juga sedang menjajaki usaha supporting infrastruktur seperti aspal atau semen.
“Iya, pabrik semen merupakan bagian dari rencana tahun ini namun sekarang kami masih belum bisa memberi keterangan labih jauh,” ujarnya.
Direktur Keuangan Nusantara Infrastructure Eko Rachmansyah Gindo mengatakan terjadi kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 178% menjadi Rp19,87 triliun pada November 2007 inhouse dari periode yang sama di 2006 sebesar Rp7,13 triliun.
“Untuk prediksi hingga akhir tahun 2007 diperkirakan laba bersih sebelum audit mencapai Rp20 miliar, naik 20 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sekitar Rp1 miliar,” paparnya.
Menurut dia, pihaknya memperkirakan akan terjadi kenaikan pendapatan sebesar 20% di 2008 tanpa operasional dari JTSE. Jika ditambah kenaikannya bisa mencapai 40% diluar rencana akuisisi.
Eko menjelaskan JTSE memiliki proyeksi pergerakan lalu lintas sekitar 20.000-25.000 kendaraan per hari dengan perhitungan pendapatan minimal Rp200 juta-Rp250 juta per hari dengan asumsi seluruh kendaraan masuk golongan I.
“Besarnya kenaikan laba perusahaan tahun ini paling besar dipicu oleh kenaikan tarif tol pada bulan September lalu,” tambahnya.
Dalam perdagangan kemarin, harga saham Nusantara Infrastructure ditutup menguat 3,75% menjadi 166 poin per saham dibandingkan penutupan hari sebelumnya [Senin] pada posisi 160 poin per saham.
Mengacu pada harga tersebut, kapitalisasi pasar (market cap) Nusantara Infrastructure mencapai Rp1,68 triliun pada perdagangan kemarin. (04)