Menyoal aksi anarkis terhadap sarana kereta api

Tingginya aksi perusakan terhadap sarana kereta api telah meresahkan operator angkutan massal tersebut di seluruh dunia, termasuk PT Kereta Api (KA) di Indonesia.
Tindakan merusak sarana kereta api tidak hanya terjadi di Tanah Air, tetapi juga terjadi di negara lain yang notabene lebih maju seperti Skotlandia.
Bedanya, jika terjadi di Indonesia, pelakunya cukup diberi peringatan dengan pentungan atau siraman air, sementara di negara Eropa Barat tersebut, setiap pelaku kejahatan terhadap kereta api mendapat tindakan tegas yang menghasilkan efek jera.
Pemerintah negara itu memberlakukan tindakan tegas tidak hanya kepada pencuri rel kereta, tetapi juga terhadap penumpang yang tidak membayar tiket dan perbuatan vandalisme di dalam gerbong.
Perbuatan tersebut termasuk dalam kategori kejahatan kriminal yang bisa dijerat dengan hukuman penjara atau denda yang tidak sedikit.
Network Rail (operator kereta api milik Pemerintah Skotlandia) memasukkan kedua perilaku perusakan tersebut sebagai bentuk awal tindakan kriminal yang harus mendapat tindakan tegas.
Ganjaran yang diberikan dihitung perilaku kriminal, bukan sekadar peringatan, seperti yang banyak dilakukan polisi khusus kereta api di Indonesia.
Manager Edukasi Kriminal Kereta Api Network Rail Mark Henderson mengatakan pihaknya juga melakukan kampanye langsung ke sekolah-sekolah sebagai bentuk edukasi, pengarahan, dan pemberian pemahaman kepada generasi muda.
"Hal ini kami lakukan karena sebagian besar pelaku tindakan kriminal tersebut anak muda," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, kemarin.
Biaya perawatan
Tindakan vandalisme di dalam gerbong kereta memang terlihat sepele, tetapi kerugian yang ditimbulkan cukup besar karena seluruh kerusakan akibat tindakan vandalisme berpengaruh pada kenaikan biaya perawatan.
Logikanya, semakin sering gerbong dirusak, semakin tinggi biaya perawatan keluar untuk menjaga kualitas layanan. Penumpang tanpa tiket sendiri jelas berpengaruh pada pendapatan operator kereta.
Tindakan tegas terhadap pelaku perusakan di gerbong maupun stasiun kereta api juga sedang dijajaki oleh negara tetangga, Malaysia. Operator kereta api milik negara Keretapi Tanah Melayu Berhad (KTMB) berencana mengambil tindakan tegas.
Pengurus KTMB Ibrahim Abdul Aziz mengatakan pihaknya cukup kewalahan dengan tindakan vandalisme di dalam gerbong kereta, tidak hanya aksi corat coret, tetapi sudah sampai taraf pencurian interior kereta.
"Kejadian ini baru terjadi di Malaysia pasca kenaikan harga bahan bakar minyak bulan lalu, sebelumnya hal ini hampir tidak pernah terjadi," ujarnya kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
KTMB berencana menindak tegas secepatnya sebelum aksi masyarakat tersebut bertambah parah dan menurunkan kualitas layanan kereta api. Perusakan sarana juga akan meningkatkan biaya perawatan.
Direktur Keuangan PT Kereta Api Achmad Kuncoro menegaskan tindakan perusakan terhadap sarana PT Kereta Api memang cukup meresahkan.
Menurut dia, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah dan mengurangi hal tersebut tetapi perilaku vandalisme tersebut terus saja berlangsung.
BUMN itu belum bisa menaksir kerugian yang diderita setiap tahun akibat adanya aksi perusakan oleh masyarakat pengguna kereta dan yang tinggal di sekitar jalur kereta api.
Sudah tua
Sarana dan prasarana milik PT KA yang sebagian besar sudah tua itu makin parah saja dengan adanya tindakan anarkis yang tidak bertanggung jawab.
Karena aksi vandalisme itu, umur perbaikan kereta bisa lebih cepat lagi, dari dua tahun menjadi satu tahun. Kahumas PT KA Daerah Operasi (Daops) I Jakarta Akhmad Sujadi mengatakan hampir semua kereta api Jabodetabek rawan aksi perusakan dan pencurian.
"Yang paling parah adalah kereta api ekonomi jurusan Jakarta-Rangkas Bitung, Banten, karena baru dua pekan diope-rasikan, aksesori sudah hilang dicuri orang," keluhnya.
Berdasarkan pantauan Bisnis, sejauh ini belum ada tindakan yang berhasil mengurangi aksi vandalisme pada sarana kereta api.
Tindakan PT KA Jabotabek menyemprot penumpang nakal belum membawa efek jera, apalagi sarana berupa kereta rel listrik (KRL) sudah telanjur rusak.
Kasus penumpang tanpa tiket juga masih terjadi di hampir seluruh stasiun besar di Pulau Jawa yang melayani angkutan pelaju, selain Jakarta kasus ini juga terjadi di Bandung untuk penumpang kereta rel diesel (KRD).