oleh : Fita Indah Maulani
Terpilihnya Bandung sebagai pilot project kota kreatif se-Asia Timur merupakan sebuah penghargaan sekaligus tantangan untuk membuktikan keandalan kota yang selama ini dikenal sebagai pionir perkembangan industri kreatif di Indonesia.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kota Bandung terpilih sebagai proyek percontohan kota kreatif tersebut dalam pertemuan internasional kota berbasis ekonomi kreatif yang diikuti 11 negara di Yokohama Jepang akhir Juli 2007.
M. Ridwan Kamil, perwakilan dari Indonesia pada pertemuan tersebut, mempresentasikan daya tarik industri kreatif di Bandung yang dihasilkan oleh komunitas-komunitas yang berkembang sendiri selama 10 tahun terakhir dan produknya kini menjadi tren hidup kaum muda.
Perkembangan tersebut menjadi sebuah daya tarik, sehingga Bandung diberi kepercayaan untuk semakin memopulerkan semangat kota kreatif di dunia global melalui proyek percontohan ini.
Bandung Creative City (BCC), nama proyek ini, direncanakan berjalan selama tiga tahun mulai Agustus 2008. Sejauh ini beberapa elemen yang berpengaruh dalam proyek ini sudah melakukan berbagai persiapan, mulai dari komunitas kreatif yang ada hingga para pelaku industri kreatif.
Yudhi Soerjoatmodjo, Project Team Leader Learning and Creativity British Council, menegaskan BCC bukan untuk mendorong perkem-bangan industri kreatif di Kota Bandung.
"Saat ini industri kreatif di Bandung sudah ber-gerak ke arah ekonomi kreatif dengan semangat komunitas tanpa mengandalkan donasi pihak tertentu seperti pemerintah ataupun lembaga lainnya," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Menurut dia, konsep program ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kepopuleran Bandung sebagai kota kreatif di tingkat internasional. Tentu saja, sebelumnya segala elemen di kota ini harus mengerti dan mendukung demi kemajuan bersama.
Dia menjelaskan perlu dukungan penuh untuk mewujudkan BCC, terutama dari Pemkot Bandung. Pihak lainnya seperti komunitas, pelaku industri, dan sebagian besar masyarakat sudah menyatakan dukungannya terhadap BCC.
Komunitas kreatif, salah satunya melalui wadah Common Room, sudah bersiap diri untuk membantu berjalannya proyek kampanye, pemetaan, dan eksplorasi potensi dan pengembangan jaringan selama tiga tahun proyek ini.
Pelaku industri kreatif, lanjut Yudhi, yang juga berasal dari komunitas kreatif telah menyatakan dukungan untuk menjadikan Bandung sukses sebagai rujukan konsep kota kreatif yang dikenal dunia internasional.
Respons pemkot kurang
Sayangnya, respons Pemerintah Kota Bandung dirasa masih kurang. Ketika pemerintah pusat melalui Dirjen Perindustrian dalam dua tahun terakhir sudah memfasilitasi berbagai kegiatan kreatif di Bandung seperti dalam acara festival industri kreatif atau KICKFest, Pemkot Bandung masih meraba istilah industri kreatif itu sendiri.
Hal tersebut diakui dalam pidato Wali Kota Bandung Dada Rosada yang dibacakan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung Tjetje Soebrata dalam pembukaan sebuah seminar internasional di Bandung 29 Oktober 2007.
"Istilah industri kreatif masih dirasa baru dan belum terlalu dikenal oleh masyarakat, khususnya oleh Pemkot Bandung," ujarnya.
Dia menjelaskan di dalam statistik perekonomian Kota Bandung, keuntungan-keuntungan dari industri kreatif belum secara khusus teridentifikasi. Namun, pemkot yakin industri kreatif memiliki potensi untuk maju dan menjadi industri utama di Bandung.
Menurut dia, Kota Bandung memiliki berbagai jenis universitas teknologi dan seni, yang berpotensi sebagai sumber kreativitas.
Ketua Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) Tb Fiki Cikara Satari mengatakan pelaku industri kreatif di Kota Bandung akan terus berjalan, dengan atau tanpa proyek BCC.
"Selama 10 tahun terakhir kami berkembang dari sebuah komunitas hingga menjadi industri yang relatif maju saat ini. Pengembangan BCC selama tiga tahun sebenarnya menjadi sebuah pengakuan sekaligus momentum yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendongkrak pertumbuhan industri ini," paparnya.
Menurut dia, konsep ekonomi kreatif merupakan jawaban untuk Indonesia, khususnya Kota Bandung untuk bersaing dengan negara lain dalam era global. Tentu saja kesiapan sumber daya manusia menjadi mutlak selain adanya ketersediaan sumber daya alam.
Bandung, tambahnya, memiliki potensi untuk mengembangkan hal tersebut. Iklim untuk ber-gerak secara kreatif sudah berkembang sejak dahulu di berbagai bidang seni mulai dari fashion, musik, hingga desain arsitektur.
Ketua Kadin Kota Bandung Deden Y Hidayat mengatakan siap mendukung program BCC selama memiliki kontribusi yang positif, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga menurunkan angka pengangguran.
"Kadin dalam satu tahun terakhir ini sudah mengembangkan industri kreatif baik dari segi peningkatan kualitas produksi dan sumber daya pelaku usahanya, hingga pengembangan pasar ke luar negeri," ujarnya.
Dia menjelaskan Kadin Kota Bandung tahun ini berkonsentrasi mengembangkan pengusaha kecil yang bergerak dalam ekonomi kreatif melalui Badan Promosi dan pengelolaan Keterkaitan Usaha (BPPKU).
Selain itu, lanjutnya, Kadin membuka pasar ekspor melalui program kerja sama dengan kota lain yang berada di dekat negara lain seperti Batam dan Balikpapan.
"Program Batam sudah berjalan. Beberapa pengusaha mulai memasarkan produknya hingga Singapura dan Malaysia. Dalam waktu dekat Balikpapan akan kami ajak kerja sama," paparnya.
Menurut Deden, Pemkot Bandung sebaiknya juga memberikan peningkatan dukungan untuk industri kreatif. Pemkot selama setahun terakhir berkonsentrasi untuk mengembangkan lima kawasan industri yaitu Binong Jati, Cihampelas, Cibaduyut, Cigondewah, dan sentra kaos di Jl. Suci.
Padahal, lanjut Deden, terdapat puluhan ribu komunitas dan titik-titik perkembangan industri kreatif yang harus diperhatikan. (redaksi@bisnis.co.id)
Terpilihnya Bandung sebagai pilot project kota kreatif se-Asia Timur merupakan sebuah penghargaan sekaligus tantangan untuk membuktikan keandalan kota yang selama ini dikenal sebagai pionir perkembangan industri kreatif di Indonesia.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kota Bandung terpilih sebagai proyek percontohan kota kreatif tersebut dalam pertemuan internasional kota berbasis ekonomi kreatif yang diikuti 11 negara di Yokohama Jepang akhir Juli 2007.
M. Ridwan Kamil, perwakilan dari Indonesia pada pertemuan tersebut, mempresentasikan daya tarik industri kreatif di Bandung yang dihasilkan oleh komunitas-komunitas yang berkembang sendiri selama 10 tahun terakhir dan produknya kini menjadi tren hidup kaum muda.
Perkembangan tersebut menjadi sebuah daya tarik, sehingga Bandung diberi kepercayaan untuk semakin memopulerkan semangat kota kreatif di dunia global melalui proyek percontohan ini.
Bandung Creative City (BCC), nama proyek ini, direncanakan berjalan selama tiga tahun mulai Agustus 2008. Sejauh ini beberapa elemen yang berpengaruh dalam proyek ini sudah melakukan berbagai persiapan, mulai dari komunitas kreatif yang ada hingga para pelaku industri kreatif.
Yudhi Soerjoatmodjo, Project Team Leader Learning and Creativity British Council, menegaskan BCC bukan untuk mendorong perkem-bangan industri kreatif di Kota Bandung.
"Saat ini industri kreatif di Bandung sudah ber-gerak ke arah ekonomi kreatif dengan semangat komunitas tanpa mengandalkan donasi pihak tertentu seperti pemerintah ataupun lembaga lainnya," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Menurut dia, konsep program ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kepopuleran Bandung sebagai kota kreatif di tingkat internasional. Tentu saja, sebelumnya segala elemen di kota ini harus mengerti dan mendukung demi kemajuan bersama.
Dia menjelaskan perlu dukungan penuh untuk mewujudkan BCC, terutama dari Pemkot Bandung. Pihak lainnya seperti komunitas, pelaku industri, dan sebagian besar masyarakat sudah menyatakan dukungannya terhadap BCC.
Komunitas kreatif, salah satunya melalui wadah Common Room, sudah bersiap diri untuk membantu berjalannya proyek kampanye, pemetaan, dan eksplorasi potensi dan pengembangan jaringan selama tiga tahun proyek ini.
Pelaku industri kreatif, lanjut Yudhi, yang juga berasal dari komunitas kreatif telah menyatakan dukungan untuk menjadikan Bandung sukses sebagai rujukan konsep kota kreatif yang dikenal dunia internasional.
Respons pemkot kurang
Sayangnya, respons Pemerintah Kota Bandung dirasa masih kurang. Ketika pemerintah pusat melalui Dirjen Perindustrian dalam dua tahun terakhir sudah memfasilitasi berbagai kegiatan kreatif di Bandung seperti dalam acara festival industri kreatif atau KICKFest, Pemkot Bandung masih meraba istilah industri kreatif itu sendiri.
Hal tersebut diakui dalam pidato Wali Kota Bandung Dada Rosada yang dibacakan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung Tjetje Soebrata dalam pembukaan sebuah seminar internasional di Bandung 29 Oktober 2007.
"Istilah industri kreatif masih dirasa baru dan belum terlalu dikenal oleh masyarakat, khususnya oleh Pemkot Bandung," ujarnya.
Dia menjelaskan di dalam statistik perekonomian Kota Bandung, keuntungan-keuntungan dari industri kreatif belum secara khusus teridentifikasi. Namun, pemkot yakin industri kreatif memiliki potensi untuk maju dan menjadi industri utama di Bandung.
Menurut dia, Kota Bandung memiliki berbagai jenis universitas teknologi dan seni, yang berpotensi sebagai sumber kreativitas.
Ketua Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) Tb Fiki Cikara Satari mengatakan pelaku industri kreatif di Kota Bandung akan terus berjalan, dengan atau tanpa proyek BCC.
"Selama 10 tahun terakhir kami berkembang dari sebuah komunitas hingga menjadi industri yang relatif maju saat ini. Pengembangan BCC selama tiga tahun sebenarnya menjadi sebuah pengakuan sekaligus momentum yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendongkrak pertumbuhan industri ini," paparnya.
Menurut dia, konsep ekonomi kreatif merupakan jawaban untuk Indonesia, khususnya Kota Bandung untuk bersaing dengan negara lain dalam era global. Tentu saja kesiapan sumber daya manusia menjadi mutlak selain adanya ketersediaan sumber daya alam.
Bandung, tambahnya, memiliki potensi untuk mengembangkan hal tersebut. Iklim untuk ber-gerak secara kreatif sudah berkembang sejak dahulu di berbagai bidang seni mulai dari fashion, musik, hingga desain arsitektur.
Ketua Kadin Kota Bandung Deden Y Hidayat mengatakan siap mendukung program BCC selama memiliki kontribusi yang positif, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga menurunkan angka pengangguran.
"Kadin dalam satu tahun terakhir ini sudah mengembangkan industri kreatif baik dari segi peningkatan kualitas produksi dan sumber daya pelaku usahanya, hingga pengembangan pasar ke luar negeri," ujarnya.
Dia menjelaskan Kadin Kota Bandung tahun ini berkonsentrasi mengembangkan pengusaha kecil yang bergerak dalam ekonomi kreatif melalui Badan Promosi dan pengelolaan Keterkaitan Usaha (BPPKU).
Selain itu, lanjutnya, Kadin membuka pasar ekspor melalui program kerja sama dengan kota lain yang berada di dekat negara lain seperti Batam dan Balikpapan.
"Program Batam sudah berjalan. Beberapa pengusaha mulai memasarkan produknya hingga Singapura dan Malaysia. Dalam waktu dekat Balikpapan akan kami ajak kerja sama," paparnya.
Menurut Deden, Pemkot Bandung sebaiknya juga memberikan peningkatan dukungan untuk industri kreatif. Pemkot selama setahun terakhir berkonsentrasi untuk mengembangkan lima kawasan industri yaitu Binong Jati, Cihampelas, Cibaduyut, Cigondewah, dan sentra kaos di Jl. Suci.
Padahal, lanjut Deden, terdapat puluhan ribu komunitas dan titik-titik perkembangan industri kreatif yang harus diperhatikan. (redaksi@bisnis.co.id)